Pertama mengenal karya beliau waktu SMP, di buku Apresiasi Puisi karya Prof. Herman J. Waluy, waktu itu masih jaman-jamannya suka nulis puisi (gara-gara pernah menang) dan isi bukunya emang sastrawan yang super-super, ada makna puisi dan juga cara penulisan puisi yang baik didalamnya. Kembali ke puisi Beliau, ntah kenapa puisi-puisinya itu menghasilkan sesuatu yang nyaman. Puisi si bapak yang pertama kali saya baca dan menyentuh hati adalah 'Aku ingin' semua kata-katanya itu jujur dan betul-betul sederhana ga muluk-muluk.
Aku Ingin
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
dan kedua yang bikin makin cinta adalah 'Hujan Bulan Juni'
Hujan Bulan Juni
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
kenapa suka ? ntah. mungkin Juni sedikit special saat itu, ya. saat itu. Juni 2 tahun terakhir ga enak, harus ujian SNMPTN dan UAS. Semoga saya punya Juni yang indah tahun ini 0:)
Banyak yang udah memusikalisasi puisi-puisi indah ini, tapi saya lebih baik membacanya karna terdengar lebih indah, dan padat bermakna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar